Minggu, 22 Maret 2015

Keranjang Roti Untuk Hamper



Membuat roti adalah hal terakhir yang ingin saya lakukan. Kalau melihat resep roti, sepertinya gampang-gampang saja. Campurkan semua bahan dan uleni. Mudah kan? Tapi di bagian menguleninya lah yang sebenarnya seringkali membuat saya mengurungkan niat untuk membuat roti. Sampai saya membaca blog Just Try and Taste. Mbak Endang, pemilik blog menulis bahwa kegiatan menguleni adalah kegiatan untuk melepas stress, terutama saat melihat adonan lama-lama menjadi smooth. Sudut pandang yang menarik, selama ini saya hanya membayangkan kalo menguleni itu menguras tenaga dan membosankan.

Saya pun mulai mencoba membuat roti. Mulai dari roti sobek, roti unyil sampai roti tawar. Ternyata menyenangkan juga. Proses menguleni biasa saya jalani sambil mengobrol dengan anak saya (sesekali anak saya membantu menguleni) atau menonton film. Dan sambil menunggu proses prooving selesai, saya bisa mengerjakan hal yang lain. Keuntungannya rajin membuat roti adalah saya hampir tidak pernah membeli roti tawar lagi, karena roti tawar panas yang baru keluar dari oven di rumah lebih enak dari roti tawar manapun yang dijual di pasaran.

Nah, teman saya, Kiki, baru saja melahirkan putri kedua. Saya bingung mencari kado yang cocok untuk menjenguk nanti. Kiki punya toko perlengkapan dan baju bayi. Tambah bingunglah saya menentukan kado yang cocok. Akhirnya saya memutuskan untuk memberi hamper buatan sendiri berisi cookies welcome baby. Tapi saya tidak punya kotak atau keranjang untuk wadahnya. Ketika sedang mengecek akun Facebook, ada seorang teman yang men-share foto keranjang yang terbuat dari roti. Wah ini dia, pikir saya.

Saya bersemangat sekali mencoba membuat keranjang yang terbuat dari roti ini. Saya pun mulai browsing tentang roti keranjang. Mulai dari mencari resepnya sampai mencari video tutorialnya di youtube. Percobaan pertama lumayan sukses, tinggal kerapihan saja yang masih harus diasah. Rasa rotinya keras di luar tapi lembut didalam. Dicocol dengan selai coklat atau saus tomat pun enak.


Percobaan pertama keranjang roti

Percobaan kedua sudah lumayan rapi, tapi kerapatan dan kerenggangan rotinya yang masih amburadul. Ada bagian yang rapat dan ada bagian yang masih renggang. Roti kedua inilah yang saya jadikan hamper, sudah tidak ada waktu lagi untuk membuat keranjang roti.


Percobaan kedua keranjang roti

Bagian dalam keranjang saya beri kain yang saya jahit dahulu menjadi bentuk kotak, baru saya taruh dan tata cookies welcome baby yang sudah rapi dibungkus plastik kaca dan diikat pita merah. Alhamdulillah, teman saya menyukai hamper homemade ini. Dia bilang tidak tega memakannya. Dan ternyata anak saya ngambek ketika hamper ini saya berikan pada teman saya. Mungkin "jatah preman" untuk anak saya kurang banyak hehehe.


Untuk cookies welcome baby, saya menggunakan resep yang sama dengan postingan Farewell Cookies in Korean Letter, hanya capnya saja yang berbeda. Berikut terjemahan dan sedikit perubahan resep yang saya gunakan untuk roti keranjangnya.

Roti Keranjang Homemade
resep oleh


Bahan : 

  • 200 gram tepung Cakra  
  • 4 gram ragi instant (saya menggunakan fermipan)
  • 20 gram gula pasir 
  • 1/2 sendok teh garam  
  • 100 milliliter air 
  • 1 butir telur, dikocok, sisihkan 
  • 20 gram mentega, lelehkan 

Metoda :

  1. Campurkan tepung, ragi, gula dan garam sampai merata. Tambahkan air dan separuh telur kocok. Campur sampai rata lalu tambahkan mentega. Uleni dengan tangan sampai mulus dan elastis, kira-kira memakan waktu 10 menit, bisa juga lebih. 
  2. Tutup adonan dengan serbet bersih dan biarkan mengembang di ruangan yang hangat selama kira-kira 30 menit. Setelah itu, kempiskan lalu bulatkan adonan dan biarkan mengembang kembali selama 10 menit
  3. Giling adonan dengan rolling pin sampai membentuk kotak panjang kira-kira 28 x 28 cm dengan ketebalan 0,5 cm. Atau bisa juga sesuai dengan selera Anda, asal tidak terlalu tipis dan tidak terlalu tebal. Nanti adonan akan mengembang kembali setelah dibentuk keranjang.
  4. Potong-potong adonan dengan jarak kira-kira 1 cm. Bisa dengan menggunakan pisau tajam atau pizza cutter agar lebih mudah. 
  5. Cara di resep (dan videonya) adalah potongan-potongan adonan dianyam di atas kertas roti yang telah ditabur tepung, tapi saya langsung menganyamnya di loyang. Anda bebas menggunakan cara yang mana, pilih yang paling cocok untuk Anda. 
  6. Untuk cetakan, saya menggunakan loyang kotak berukuran 18 x18 cm untuk keranjang roti dan loyang kue kering untuk alasnya. Kita menggunakan bagian pantat loyang kotak. Olesi kedua loyang dengan margarine atau mentega. Pindahkan adonan yang telah dianyam ke atas loyang atau jika Anda menggunakan cara saya, langsung saja menganyam adonan di atas loyang.
  7. Diamkan kembali adonan yang telah dibentuk keranjang selama 35 menit, saya menutupnya dengan serbet bersih. Lalu olesi dengan sisa telur kocok. 
  8. Panggang di oven dengan suhu 200 derajat Celcius. Cek setelah 15 menit, jika permukaan keranjang roti sudah berwarna kecoklatan, tutup permukaannya dengan lembaran alumunium foil, ini mencegah supaya permukaan roti tidak gosong.
  9. Keluarkan keranjang roti saat warna seluruh permukaannya coklat keemasan. Setelah dingin, keluarkan loyang kotak. Keranjang roti siap disantap atau dihias. Selamat mencoba! 


Foto keranjang roti yang diambil oleh Kiki