Minggu, 22 Maret 2015

Keranjang Roti Untuk Hamper



Membuat roti adalah hal terakhir yang ingin saya lakukan. Kalau melihat resep roti, sepertinya gampang-gampang saja. Campurkan semua bahan dan uleni. Mudah kan? Tapi di bagian menguleninya lah yang sebenarnya seringkali membuat saya mengurungkan niat untuk membuat roti. Sampai saya membaca blog Just Try and Taste. Mbak Endang, pemilik blog menulis bahwa kegiatan menguleni adalah kegiatan untuk melepas stress, terutama saat melihat adonan lama-lama menjadi smooth. Sudut pandang yang menarik, selama ini saya hanya membayangkan kalo menguleni itu menguras tenaga dan membosankan.

Saya pun mulai mencoba membuat roti. Mulai dari roti sobek, roti unyil sampai roti tawar. Ternyata menyenangkan juga. Proses menguleni biasa saya jalani sambil mengobrol dengan anak saya (sesekali anak saya membantu menguleni) atau menonton film. Dan sambil menunggu proses prooving selesai, saya bisa mengerjakan hal yang lain. Keuntungannya rajin membuat roti adalah saya hampir tidak pernah membeli roti tawar lagi, karena roti tawar panas yang baru keluar dari oven di rumah lebih enak dari roti tawar manapun yang dijual di pasaran.

Nah, teman saya, Kiki, baru saja melahirkan putri kedua. Saya bingung mencari kado yang cocok untuk menjenguk nanti. Kiki punya toko perlengkapan dan baju bayi. Tambah bingunglah saya menentukan kado yang cocok. Akhirnya saya memutuskan untuk memberi hamper buatan sendiri berisi cookies welcome baby. Tapi saya tidak punya kotak atau keranjang untuk wadahnya. Ketika sedang mengecek akun Facebook, ada seorang teman yang men-share foto keranjang yang terbuat dari roti. Wah ini dia, pikir saya.

Saya bersemangat sekali mencoba membuat keranjang yang terbuat dari roti ini. Saya pun mulai browsing tentang roti keranjang. Mulai dari mencari resepnya sampai mencari video tutorialnya di youtube. Percobaan pertama lumayan sukses, tinggal kerapihan saja yang masih harus diasah. Rasa rotinya keras di luar tapi lembut didalam. Dicocol dengan selai coklat atau saus tomat pun enak.


Percobaan pertama keranjang roti

Percobaan kedua sudah lumayan rapi, tapi kerapatan dan kerenggangan rotinya yang masih amburadul. Ada bagian yang rapat dan ada bagian yang masih renggang. Roti kedua inilah yang saya jadikan hamper, sudah tidak ada waktu lagi untuk membuat keranjang roti.


Percobaan kedua keranjang roti

Bagian dalam keranjang saya beri kain yang saya jahit dahulu menjadi bentuk kotak, baru saya taruh dan tata cookies welcome baby yang sudah rapi dibungkus plastik kaca dan diikat pita merah. Alhamdulillah, teman saya menyukai hamper homemade ini. Dia bilang tidak tega memakannya. Dan ternyata anak saya ngambek ketika hamper ini saya berikan pada teman saya. Mungkin "jatah preman" untuk anak saya kurang banyak hehehe.


Untuk cookies welcome baby, saya menggunakan resep yang sama dengan postingan Farewell Cookies in Korean Letter, hanya capnya saja yang berbeda. Berikut terjemahan dan sedikit perubahan resep yang saya gunakan untuk roti keranjangnya.

Roti Keranjang Homemade
resep oleh


Bahan : 

  • 200 gram tepung Cakra  
  • 4 gram ragi instant (saya menggunakan fermipan)
  • 20 gram gula pasir 
  • 1/2 sendok teh garam  
  • 100 milliliter air 
  • 1 butir telur, dikocok, sisihkan 
  • 20 gram mentega, lelehkan 

Metoda :

  1. Campurkan tepung, ragi, gula dan garam sampai merata. Tambahkan air dan separuh telur kocok. Campur sampai rata lalu tambahkan mentega. Uleni dengan tangan sampai mulus dan elastis, kira-kira memakan waktu 10 menit, bisa juga lebih. 
  2. Tutup adonan dengan serbet bersih dan biarkan mengembang di ruangan yang hangat selama kira-kira 30 menit. Setelah itu, kempiskan lalu bulatkan adonan dan biarkan mengembang kembali selama 10 menit
  3. Giling adonan dengan rolling pin sampai membentuk kotak panjang kira-kira 28 x 28 cm dengan ketebalan 0,5 cm. Atau bisa juga sesuai dengan selera Anda, asal tidak terlalu tipis dan tidak terlalu tebal. Nanti adonan akan mengembang kembali setelah dibentuk keranjang.
  4. Potong-potong adonan dengan jarak kira-kira 1 cm. Bisa dengan menggunakan pisau tajam atau pizza cutter agar lebih mudah. 
  5. Cara di resep (dan videonya) adalah potongan-potongan adonan dianyam di atas kertas roti yang telah ditabur tepung, tapi saya langsung menganyamnya di loyang. Anda bebas menggunakan cara yang mana, pilih yang paling cocok untuk Anda. 
  6. Untuk cetakan, saya menggunakan loyang kotak berukuran 18 x18 cm untuk keranjang roti dan loyang kue kering untuk alasnya. Kita menggunakan bagian pantat loyang kotak. Olesi kedua loyang dengan margarine atau mentega. Pindahkan adonan yang telah dianyam ke atas loyang atau jika Anda menggunakan cara saya, langsung saja menganyam adonan di atas loyang.
  7. Diamkan kembali adonan yang telah dibentuk keranjang selama 35 menit, saya menutupnya dengan serbet bersih. Lalu olesi dengan sisa telur kocok. 
  8. Panggang di oven dengan suhu 200 derajat Celcius. Cek setelah 15 menit, jika permukaan keranjang roti sudah berwarna kecoklatan, tutup permukaannya dengan lembaran alumunium foil, ini mencegah supaya permukaan roti tidak gosong.
  9. Keluarkan keranjang roti saat warna seluruh permukaannya coklat keemasan. Setelah dingin, keluarkan loyang kotak. Keranjang roti siap disantap atau dihias. Selamat mencoba! 


Foto keranjang roti yang diambil oleh Kiki



Sabtu, 26 Januari 2013

Farewell Cookies in Korean Letters


Dari dulu saya suka sekali dengan huruf Jepang, Mandarin atau Korea. Paling suka dengan huruf Korea, bentuknya lucu-lucu. Sempat diajarkan cara membacanya oleh adik saya yang memang bisa berbahasa Korea, tentu saja sekarang saya sudah lupa cara menulis atau membacanya. 

Saat adik-adik saya berencana meneruskan studinya ke Seoul Korea, saya kepikiran untuk memberikan farewell cookies. Terus terang ini projek kue kering pertama saya. Desain sudah ada, tapi bagaimana mengaplikasikannya?


Pada awalnya saya mau menggunakan glazur, tapi kok sepertinya tidak klop dengan hati. Saya ingin membuat cap kue kering gara-gara lihat gambarnya disini. Kayaknya kok keren ya, seperti biskuit bikinan pabrik, tapi custom.


Saya mencari-cari tempat pembuatan cap. Saya baru menyadari kalau pembuatan cap jaman sekarang sudah canggih tapi ya tidak bisa dipakai untuk cap kue. Kurang dalam emboss nya. Suami saya bilang, bikin saja dari acrylic dengan teknik laser engraving. Buat yang ingin tahu apa itu laser engraving silahkan baca disini. Saya pikir kenapa tidak? Tapi ternyata ada kendalanya. Laser engraving hanya memiliki kedalaman beberapa mili saja kurang dalam untuk cap kue seperti foto diatas. Akhirnya saya putuskan pakai laser cutting saja. Penjelasan laser cutting ada disini.

cap kue :)
Akhirnya jadi juga cap kue saya :) dan ketika diaplikasikan ke adonan kue, saya langsung sangat senang dan bahagia karena hasilnya keren walaupun belum dipanggang. Setelah jadi pun masih tetap keren. Kue ini diameternya cukup besar yaitu 9 cm. Saya sengaja membuatnya besar agar tulisannya terbaca dan gambarnya lebih jelas. Langsung saya bikin packagingnya dari kaleng bekas permen yang saya hias sendiri.

sebelum dipotong dengan cetakan kue
setelah dipotong dengan cetakan kue
Saya tidak bisa mengantar adik-adik saya ke bandara. Sehari sebelum keberangkatan mereka, saya berikan farewell cookies ini dengan derai air mata :p Alhamdulillah mereka suka. Malah mereka bilang, saat kuenya sudah habis, packagingnya tidak dibuang, tapi mereka simpan dan digunakan untuk tempat gula. Oooohhhh so sweet...

farewell cookies 

adik-adik saya


Resep kue kering
sumber : sajiansedap

Bahan :
250 gram margarin (saya pakai mentega)
150 gram gula tepung
1 butir telur
1/2 sdt esens vanila
400 gram tepung terigu protein rendah
25 gram tepung maizena
25 gram susu bubuk
1 sdt baking powder

Cara pengolahan :
1. Kocok margarin/mentega dan gula tepung selama 1 menit. Tambahkan telur dan esens vanila. Kocok rata.
2. Masukkan tepung terigu, tepung maizena, susu bubuk dan baking powder sambil diayak dan diaduk rata.
3. Giling tipis adonan setebal 1/2 cm atau lebih, cetak dengan cookie cutter. Letakkan di loyang yang telah dioles margarin.
4. Oven 30 menit dengan suhu 150 derajat Celcius sampai matang.

Note : karena saya menggunakan cap kue, jadi adonan digiling agak lebih tebal kira-kira 1-11/2 cm. Setelah itu ditekan dengan cap kue, nah karena ditekan inilah, adonan kukis otomatis menjadi lebih tipis. Setelah itu dicetak dengan cookie cutter.

Rabu, 16 Mei 2012

Buttermilk Quick Bread untuk si pemalas


Saya suka sekali sarapan dengan roti. Apalagi kalau rotinya masih hangat hmmmm... nikmat sekali. Biasanya saya beli roti tawar yang lewat depan rumah, langsung disantap dengan olesan selai atau dibuat garlic bread. Suami saya pernah bilang, dia akan sangat bangga sekali kalau saya bisa bikin roti. Aduuhh, gimana ya? saya paling males menguleni adonan roti. Kalau waktu senggang saya banyak sih tak apa. Untungnya saya menemukan resep Buttermilk Quick Bread. Namanya juga quick bread, bikinnya cepat dan mudah. Tidak perlu pakai mikser.

Percobaan pertama sukses berat. Rotinya mengembang dan rasanya enak. Bagian luarnya renyah dan bagian dalamnya lembut. Saya olesi selai kacang, tambah enak. Anak saya Caka juga suka sekali. Percobaan kedua, tepungnya saya campur setengahnya dengan oat meal yang diblender lalu saya beri topping kacang almond dan kismis. Masih tetap lembut rotinya. Enak dan sehat :). Percobaan ketiga, suami saya meminta agar quick bread ini lebih berasa asin daripada manis. Jadi saya kurangi gulanya, saya tambah garamnya dan saya beri oregano bubuk. Hasilnya? enak, sayang keasinan hehehe. Tapi lumayan buat dibikin egg sandwich.

Untuk buttermilk, saya pakai pengganti buttermilk yang bisa dibuat sendiri di rumah yaitu dari campuran susu dan yogurt 1 : 1. Tapi karena stok yogurt lagi ga ada, saya pakai 1 cup susu dan diberi 1 sendok makan cuka apel/ air jeruk lemon.

Resep quickbread ini dari segi pembuatannya sangat cocok bagi si pemalas dan sedikit punya waktu (baca : saya). Dari segi rasa juga cocok karena enak sekali. Untuk saya, rasanya sedikit seperti odading, pertengahan antara roti dan cake.


Berikut resepnya

Buttermilk Quick Bread
Sumber : http://www.thekitchn.com

Bahan :
280 gram tepung terigu serba guna
115 gram cups gula pasir
1 1/2 sdt baking powder
1/2 sdt baking soda
1 sdt garam
240 ml buttermilk
1 buah telur ukuran besar
60 ml unsalted butter atau olive oil

Cara buatnya :
Panaskan oven sampai 175 derajat celcius. Olesi loyang loaf ukuran 9x5 inchi dengan mentega (saya menggunakan kertas roti yang diolesi mentega).

Campur tepung, gula, baking powder, baking soda dan garam. Sisihkan.

Kocok buttermilk, telur dan olive oil (jika menggunakan unsalted butter, dilelehkan terlebih dahulu)

Tuang adonan telur ke dalam campuran tepung. Aduk rata perlahan sampai semua bahan tercampur rata. Hati-hati jangan sampai over-mix.

Tuang adonan ke dalam loyang yang telah disiapkan. Panggang selama 47-50 menit sampai mengembang dan berwarna keemasan. Jangan lupa untuk dicek kematangannya dengan tusuk gigi, jika tusuk gigi tetap bersih setelah ditusuk dalam roti, berarti roti telah matang :)

Keluarkan roti dari dalam oven dan dinginkan selama kurang lebih 15 menit.


Selamat mencoba :)




Rabu, 29 Februari 2012

Cake Almond Chocolate Untuk Tahun Baru



Sebenarnya saya membuat cake ini sudah lama, tapi baru diposting sekarang. Cake ini saya buat untuk menyambut tahun baru 2011. Suami saya mengadakan acara barbeque-an di rumah. Yang datang hanya keluarga saja, itu pun hanya terdiri dari anak-anak dan remaja yang bisa disuruh-suruh :p alias adik-adik dan sepupu-sepupu saya.

Saat itu saya masih dalam tahap awal belajar bikin kue. Masih sering gagal (eh... kalau itu sih sampai sekarang juga masih). Nah, kue yang ini, dari pertama bikin tidak pernah gagal. Saya dapat resepnya dari majalah sedap edisi 10/XI/2010 . Yang saya suka, jumlah telur yang dipakai tidak terlalu banyak untuk satu resep, tapi kuenya tetap lembut. Jadi saya suka membuat kue ini untuk hadiah ulang tahun juga. Salah satunya hadiah ulang tahun untuk mertua saya :)

Caka dan Cake :)

Adonan kue ini harusnya dibakar di dua loyang, tapi karena saya malas, saya langsung bakar di satu loyang, kemudian dipotong jadi 2 bagian. Nah bagian potong memotong ini yang susah. Saya sudah coba pakai pisau dapur biasa, sampai yang panjang, masih gagal. Potongannya hancur, bentuk cakenya jadi tidak indah :( Ada teman yang menyarankan memakai benang, masih gagal juga. Mungkin saya yang kurang jam terbangnya, jadi masih gagal. Akhirnya saya menyerah dalam proses potong memotong ini. Jadi saya bakar dalam 2 loyang saja sesuai resep. Saya sampai niat membeli loyang bongkar pasang 2 buah. Kenapa harus loyang bongkar pasang? Ya tidak harus sih sebenarnya, cuma untuk gaya-gayaan saja :p

Sahabat saya, Ica, menambahkan ganache dan buah strawberry untuk toppingnya. Waktu itu saya tidak tahu ganache itu apa. Saya baru tahu setelah Ica praktek langsung di dapur saya. Ganache itu adalah campuran krim dan coklat, biasa dipakai untuk topping cake, cupcake atau pie coklat. Cara membuatnya gampang dan rasanya enak. Nanti saya lampirkan resep dan cara membuatnya ya.

Suami saya si juru panggang
Ica dan adik saya Iqbal

Daging panggang karya suami saya :)


Penyambutan tahun baru 2011

Foto : Dundun Permana


Resep Cake Almond Chocolate (resep asli ada di majalah sedap edisi 10/XI/2010)

Bahan :
100 gram margarin
100 gram mentega tawar dingin
1/4 sdt garam
250 gram gula pasir halus
1/4 sdt pasta almon (saya tidak pakai)
4 butir telur
75 gram cokelat bubuk
350 ml air dingin
75 gram almon bubuk
200 gram tepung terigu protein sedang (ayak)
25 gram maizena
25 gram susu bubuk
2 sdt baking powder
1/2 sdt soda kue

Bahan olesan :
100 gram selai coklat siap pakai

Cara membuat :
1. Larutkan cokelat bubuk dalam air dingin, saring dan sisihkan
2. Siapkan dua buah loyang diameter 22 cm tinggi 4 cm, oles margarin dan dialas kertas roti. Panaskan oven di suhu 180 derajat celcius
3. Kocok margarin, mentega, garam dan gula pasir halus sampai lembut. Masukkan pasta almon dan telur satu persatu bergantian dengan sebagian tepung terigu sambil dikocok rata.
4. Masukkan almon bubuk, aduk rata. Masukkan sisa tepung terigu, maizena, susu bubuk, baking powder, dan soda kue bergantian dengan larutan cokelat bubuk sambil dikocok perlahan.
4. Tuang di dua loyang. Panggang selama 35 menit. Cek matang atau tidaknya dengan menusukkan tusuk gigi ditengah-tengah cake. Jika tusuk gigi bersih, berarti cake telah matang.
5. Ambil selembar cake. Oles atasnya dengan selai cokelat. Tumpuk dengan cake lain. Atasnya diberi ganache dan buah strawberry.


Resep Ganache (resep asli ada di majalah sedap pemula edisi 65/XXII/2011)


Bahan :
300 ml krim kental
400 gram dark cooking chocolate, potong-potong
1 sdm rhum (optional, saya tidak pakai)

Cara membuat :
1. Taruh potongan dark cooking chocolate di mangkuk besar
2. Panaskan krim kental sampai berbuih di bagian pinggirnya
3. Masukkan krim kental dalam mangkuk besar yang berisi potongan dark cooking chocolate, aduk rata. Biarkan kental.

Selasa, 21 Februari 2012

Marshmallow Fondant untuk Veni

Veni, sahabat saya dari kecil, menanyakan apakah saya menerima pesanan cupcake yang dihias-hias menggunakan fondant? Hmmm sejujurnya saya belum pernah mencobanya. Saya kurang suka rasa fondant yang terlalu manis. Saya lebih senang cupcake dengan ganache atau cream chesse. Tapi saya pikir kenapa tidak mencoba? Saya mengiyakan pertanyaan Veni sambil mewanti-wanti bahwa ini perdana. Veni bilang dia percaya kok sama saya hohohoho *blushing.

Karena pesanannya tidak mendadak, saya jadi punya waktu untuk googling dan bertanya sana sini tentang fondant. Fondant itu ada yang dijual sudah jadi, bahkan ada yang sudah berwarna-warni. Merknya juga bermacam-macam. Bikin sendiri pun banyak resepnya di internet, tapi agak ribet ya, bahannya banyak dan (mungkin) sedikit melelahkan karena harus menguleni. Kurang cocoklah sama saya sebagai pemula. Sampailah saya ke sebuah nama Marshmallow Fondant atau biasa disingkat MMF. Fondant yang terbuat dari permen marshmallow ini bisa dibikin sendiri dan ternyata membuatnya cukup mudah. Saya mendapatkan resep dan tipsnya dari sini.

Ini kira-kira resepnya (izin copas ya buat kyra's mom) :

Bahan :
225 gr marshmallow
1 1/2 sdm air putih
450 gr gula tepung (ayak, kadang-kadang saya butuh lebih, jadi sediakan yang banyak ya)
Shortening atau mentega putih (sediakan saja yang banyak)

Alat yang dibutuhkan :
Microwave
Stand Mixer
Mangkuk besar (untuk tempat marshmallow)
Spatula
Plastic wrap

Caranya:
1. Olesi semua alat dengan shortening (kecuali microwave :p, plastic wrap dan mixer pun cuma pengocok dan mangkuk mixernya saja ya). Olesi yang banyak karena akan sangat lengket nantinya.
2. Masukkan 3/4 gula tepung ke dalam mangkuk mixer, sisihkan.
3. Tuang semua marshmallow ke dalam mangkuk besar, beri 1 1/2 sdm air. Masukkan ke dalam microwave dan lelehkan selama 1 menit. Keluarkan dan aduk-aduk. Jika Marshmallow kurang leleh, bisa dilelehkan kembali selama 1 menit.
4. Masukkan marshmallow leleh ke dalam mangkuk mixer, aduk dengan kecepatan sedang dilanjutkan dengan kecepatan tinggi. Setelah rata masukkan 1/2 dari sisa gula halus, aduk kembali dengan kecepatan sedang  lalu kecepatan tinggi. Ulangi sampai seluruh gula habis. Cek MMF dengan menggunakan jari, jika masih menempel di jari berarti masih memerlukan gula tepung.
5. Tuang MMF ke atas permukaan yang sudah diberi gula halus (saya menggunakan baki bundar lebar yang terbuat dari kayu) uleni sebentar, bungkus dengan plastic wrap. Masukkan ke dalam kulkas sebentar. Ketika akan digunakkan, masukkan ke dalam microwave selama beberapa detik.

Resep yang saya tulis diatas hanya 1/2 resep dari informasi yang saya dapat. Hasilnya cukup banyak. Saya sudah 2 kali membuat MMF ini. Sepengalaman saya, gula diperlukan lebih banyak daripada yang dicantumkan di resep. Jadi persiapkan cadangan gula.

Mixer saya mengeluarkan bau terbakar ketika saya membuatnya untuk ke dua kali, langsung saya matikan dan saya uleni sendiri saja. Jadi sebenarnya tidak ada mixer pun bisa, kita tinggal menguleni MMF sambil terus diberi gula tepung. Yah lumayan lah olahraga, tangan tidak sampai jadi seperti Ade Rai kok. Kalau saya melihat video tentang pembuatan MMF ini di you tube, mixer yang mereka pakai canggih-canggih, kalau tidak salah merknya Kitchen Aid, silahkan digoogling. Pantas saja mixer saya tidak kuat hehehe kalah canggih sih.

Bagaimana dengan rasanya? Cukup enak, ya manislah seperti permen. Kalau saya sih tidak kuat makannya, karena masih cenderung terlalu manis untuk saya. Tapi Veni dengan lahap makan fondant beserta cupcakenya. Mungkin lain kali saya akan membuat MMF dengan perasa dan pewangi tambahan.

Selesai membuat MMF, saya langsung membuat dekorasi cupcake pesanan Veni. Alat yang saya gunakan hanyalah pisau, rolling pin, cookie cutter seadanya, edible ink pens, pewarna makanan dan tusuk gigi. Saya belum punya alat-alat mendekor fondant, yah namanya juga perdana.

Jika ada sisa MMF sebaiknya jangan dimasukkan kulkas. Dibungkus plastic wrap, dimasukkan kedalam kotak kedap udara dan disimpan di ruangan yang sejuk saja. Jika dimasukkan ke dalam kulkas, MMFnya seperti mengeluarkan keringat, terlihat agak-agak basah ketika digunakan lagi.

Ini lah hasilnya, cupcake fondant perdana :)




Cupcake ini dipersembahkan Veni untuk hari ulang tahun suaminya tercinta. Selamat ulang tahun Ayah Bubu :)

Foto : R.E. Hartanto

Selasa, 14 Februari 2012

Cookie Souvenir Sevi dan Surya


Ini adalah project cookie kedua saya, yang pertama belum ada foto yang proper jadi ditunda dulu untuk dipost di blog hehehe. Cookie souvenir ini khusus saya bikin untuk nikahan sahabat saya Sevi dan suaminya Surya. Ini pertama kalinya saya bikin cookie berbentuk souvenir dalam jumlah yang lumayan banyak. Karena saya mengerjakannya sendirian, jadi lumayan kerja keras, tapi saya senang karena ini pengalaman baru.

Ini desain yang Sevi pilih


Setelah Sevi sepakat dengan rasa kue, desain kue dan desain packagingnya, saya langsung bergerak untuk produksi. Yang pertama saya buat adalah packaging, kalau kue dibuat belakangan agar saat hari H kuenya masih segar. Saya mencari kertas di toko Starlite di Kosambi atas rekomandasi mbak Tarlen, tapi sayang kertas yang saya inginkan tidak ada, ehm sebenarnya ada sih, tapi itu kertas impor yang harganya mahal, barangnya harus dipesan dulu dan akan tiba untuk waktu yang cukup lama. Saya langsung pergi ke toko Tidar di Jl. Sabang. Dulu semasa kuliah, kadang-kadang saya ke toko ini untuk membeli perlengkapan kuliah. Kertas yang saya mau ada di toko ini. Tante Tidar yang baik membantu saya memilih-milih kertas. Saya butuh waktu sekitar seminggu sampai semua packaging jadi. Untuk cookie, saya butuh waktu 3 hari saja. Setelah packaging dan cookie jadi, saya baru sadar kalau cookie harus dibungkus plastik dulu agar tetap renyah. Masalahnya saya tidak punya sealer dan membelinya masih jauh dari budget saya. Untungnya mbak Upi, teman saya, rela meminjamkan sealernya. Terimakasih ya mbak Upi :).
Cookie souvenir dengan packaging berwarna biru dan ungu

Cookie souvenir ini jadi seminggu sebelum hari H. Langsung saya antar ke rumah Sevi. Sayangnya saya terlambat datang saat resepsi pernikahan Sevi dan Surya. Saat saya datang, cookie souvenirnya sudah habis. Padahal saya ingin melihat cookie itu didisplay. Untungnya ada fotonya hehehe jadi bisa saya post di blog ini :)  Terimakasih ya Sevi dan Surya sudah mau saya paksa untuk order cookie souvenir, semoga kalian gak kapok ;)
Cookies sebelah foto pengantin :)


Foto produk : Dundun Permana
Foto lokasi : Sevi Mustika Rini

Senin, 06 Februari 2012

Hobi baru



Setelah saya menikah, saya langsung keluar dari pekerjaan saya di sebuah stasiun televisi nasional. Awalnya saya menikmati peran sebagai ibu rumah tangga, seperti liburan yang lamaaa sekali. Tapi lama-lama jenuh juga. Saya merindukan saat-saat saya memiliki ambisi untuk membuat suatu karya apapun bentuknya. Setelah anak saya lahir, barulah saya menemukan hobi dan ambisi baru saya, yaitu kue. Saya senang sekali makan kue yang manis-manis jadi saya belajar membuat kue dari nol. Mulai dari kue kering sampai kue bolu. Banyak hambatan dalam mempelajari teknik membuat kue ini. Tapi menyenangkan. Latar belakang pendidikan saya adalah Desain Komunikasi Visual, jadi saya senang sekali menerapkan desain dalam kue bikinan saya. 

Sambil mengasuh buah hati saya Cakrawala, saya terus mencari ilmu tentang kue. Suami saya R.E. Hartanto, siap menjadi juru cicip dan konsultan desain. Harapan saya, sampai tua nanti saya masih bisa menekuni hobi membuat kue 

Di blog ini, saya akan berbagi cerita apa saja tentang kue, proses saya belajar baik gagal maupun berhasil, resep yang saya gunakan, teknik membuat dan mendesain kue, dan pengetahuan saya. Semoga saya bisa berbagi ilmu yang manis ini untuk pembaca.




Foto : Fini Kania